330 atlet paralimpian bersaing, siap harumkan nama Banyuwangi di ajang nasional. (Foto: humas/kab/bwi) |
Banyuwangi Terkini - Banyuwangi kembali menggelar Pekan Paralimpik Kabupaten (Peparkab) II pada Kamis (10/10/2024) di GOR Tawangalun.
Ajang ini mempertemukan ratusan atlet muda disabilitas yang siap bersaing dalam berbagai cabang olahraga, sekaligus menjadi momentum penting untuk mencari talenta baru yang berpotensi mengharumkan nama Banyuwangi di kancah nasional.
Sebanyak 330 peserta ambil bagian dalam Peparkab II. Mereka terdiri dari 145 peserta jenjang pendidikan SDLB dan 185 peserta dari kategori umum.
Para atlet berlaga dalam cabang olahraga seperti lompat jauh, bulu tangkis, lempar lembing, tolak peluru, catur, tenis meja, hingga lari. Kompetisi ini diharapkan mampu mengembangkan bakat atlet disabilitas muda sekaligus sebagai wadah pembinaan bagi mereka.
Ketua National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Banyuwangi, Peni Munawaroh, menyatakan harapannya agar Peparkab II bisa menjadi batu loncatan bagi para atlet muda untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi.
"Kami berharap ajang ini bisa menjadi batu loncatan bagi para paralimpian muda," ungkap Peni.
Atlet-atlet berprestasi di Peparkab II akan disiapkan untuk mengikuti kompetisi yang lebih tinggi, seperti Peparprov Jawa Timur dan Peparda tingkat daerah.
"Mereka yang berprestasi akan kami bawa ke Peparprov (Pekan Paralimpik Provinsi) dan Peparda (Pekan Paralimpik Daerah) untuk paralimpian usia sekolah," tambah Peni.
Dukungan dari pemerintah daerah juga sangat diapresiasi oleh Peni. Menurutnya, keberhasilan pembinaan atlet disabilitas tidak lepas dari peran aktif pemerintah.
"Dukungan pemkab sangat besar dan positif. Ini memberi motivasi bagi kami untuk terus membina dan mendukung para atlet," jelasnya.
Plt. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banyuwangi, M. Alfin Kurniawan, menegaskan komitmennya untuk terus memberikan dukungan kepada para atlet disabilitas. Peparkab II, menurut Alfin, bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga menjadi sarana penting untuk mendorong inklusi sosial dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kemampuan para penyandang disabilitas.
"Peparkab II merupakan wadah yang ideal bagi para atlet disabilitas untuk menunjukkan kemampuan mereka. Ajang ini juga memperkuat inklusi sosial dan kesadaran masyarakat terhadap kemampuan penyandang disabilitas," ujar Alfin. Ia juga menambahkan, ajang ini menjadi langkah persiapan bagi para atlet menuju Peparprov Jawa Timur.
Salah satu contoh sukses pembinaan atlet paralimpian di Banyuwangi adalah Diang Gusti Pengayom, atlet bulu tangkis dengan hambatan pendengaran. Diang sudah menorehkan prestasi di ajang nasional seperti Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas), bahkan meraih juara di 1st Sea Deaf Games se-ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia.
“Kami berharap semakin banyak atlet yang bisa mengikuti jejak Diang dan mengharumkan nama Banyuwangi di kancah nasional,” tutup Alfin.
Dengan dukungan pemerintah dan pembinaan yang konsisten, Peparkab II diharapkan mampu mencetak atlet-atlet disabilitas muda yang siap bersaing di ajang nasional, bahkan internasional.***