Ilustrasi Central Treaty Organization (CENTO). (Foto: Istimewa) |
Banyuwangi Terkini - Dilansir dari idsejarah.net dengan artikel berjudul "CENTO, Latar Belakang, Anggota dan Runtuhnya Organisasi", CENTO (Central Treaty Organization) didirikan pada tahun 1955 di Baghdad, Irak. Organisasi ini adalah pakta pertahanan yang diprakarsai oleh Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah. Pada awalnya, organisasi ini dikenal dengan nama Pakta Baghdad. Ketegangan Perang Dingin menyebabkan Timur Tengah menjadi arena persaingan antara dua blok yang saling bertentangan. Untuk mengatasi penyebaran ideologi komunisme, Amerika Serikat mendorong pembentukan pakta pertahanan di wilayah ini.
Namun, ketidakcocokan dalam hubungan antarnegara anggota CENTO mengakibatkan organisasi ini tidak berkembang dengan baik dan akhirnya meredup. Kepercayaan negara-negara Timur Tengah terhadap Inggris dan Amerika Serikat mulai menurun. Keterlibatan Inggris dan Prancis dalam krisis Terusan Suez serta intervensi Amerika Serikat di Lebanon membuat negara-negara lain di kawasan tersebut enggan untuk bergabung dengan CENTO. Akibat keterlibatan tersebut, Irak memutuskan keluar dari CENTO pada tahun 1958, yang kemudian diikuti dengan pemindahan markas besar CENTO ke Ankara, Turki.
Keluarnya Irak diikuti oleh Iran, yang menarik diri setelah hubungan kedua negara memburuk pasca-Revolusi Islam Iran pada tahun 1979. Pakistan juga mundur dari keanggotaan CENTO karena organisasi ini tidak memberikan dukungan saat Pakistan berkonflik dengan India. Akhirnya, CENTO secara resmi dibubarkan pada tahun 1979.
Tujuan dan Fungsi
Dikutip dari prezi.com dengan artikel berjudul "Tugas Sejarah Betri" (Betri Perangin Angin, 2022) Pembentukan CENTO didorong oleh situasi Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur. Beberapa tujuan utama CENTO antara lain adalah untuk menyelaraskan dan juga mengkoordinasikan kebijakan politik-militer di antara negara-negara Barat yang berada di kawasan Asia Tengah dan Timur Tengah, guna memperkuat kerjasama strategis di wilayah tersebut, menanggulangi pengaruh komunisme di kawasan Timur Tengah serta Mencegah ekspansi Uni Soviet di kawasan penghasil minyak Timur Tengah.
Berdasarakan informasi dari Encyclopedia Iranica dengan artikel berjudul "Central Treaty Organization" (Joseph A. Kechichian, 15, Desember 1991), CENTO dibentuk sebagai aliansi militer pertahanan dalam Perang Dingin tahun 1950an yang memiliki fungsi sebagai penghubung utama dalam rantai pakta pertahanan strategis melawan Uni Soviet dan sekutunya yang dibentuk oleh kekuatan Barat dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). kepada Organisasi Perjanjian Asia Tenggara (SEATO).
Konflik Timur Tengah
Dalam artikel berjudul "Pakta Baghdad (1955) dan Organisasi Perjanjian Pusat (CENTO)" yang tayang di Department of State, pada tahun 1956, pemimpin Mesir Gamal Abdel Nasser merebut kendali Terusan Suez , jalur air internasional yang penting. Israel menanggapinya dengan menginvasi semenanjung Sinai, dan pasukan Inggris dan Prancis campur tangan. Hasil dari insiden tersebut adalah hilangnya prestise Inggris yang mendalam di wilayah tersebut, yang pada gilirannya merusak posisi kepemimpinannya dalam Pakta Baghdad. Serangkaian peristiwa pada tahun 1958, termasuk persatuan Mesir-Suriah, revolusi Irak, dan kerusuhan sipil di Lebanon mengancam stabilitas regional.
Menanggapi perkembangan ini, Amerika Serikat menggunakan Doktrin Eisenhower 1957 sebagai pembenaran untuk campur tangan di Lebanon. Para anggota Pakta Baghdad kecuali Irak mendukung intervensi AS, dan pada tahun 1959, Irak mengumumkan secara resmi meninggalkan pengaturan tersebut. Akibatnya, para penandatangan Pakta Baghdad lainnya membentuk Organisasi Perjanjian Pusat, atau CENTO. Meskipun Amerika Serikat masih belum menjadi anggota organisasi tersebut, Amerika Serikat menandatangani perjanjian bantuan militer bilateral dengan Pakistan, Iran, dan Turki, yang memastikan Amerika Serikat akan terus aktif mendukung anggota CENTO.
Dalam kompas.com dengan artikel berjudul "Keberhasilan CENTO pada Masa Perang Dingin" (Widya Lestari, 2024) CENTO pada masa aktifnya berperan dalam berbagai upaya pencegahan konflik seperti mencegah serangan Soviet ke Timur Tengah, terutama karena hubungan bilateralnya dengan AS, melindungi wilayah-wilayah penghasil minyak di Timur Tengah dan menjaga dari gerakan sayap Soviet melalui Afrika melawan Eropa Barat, menangani masalah perbatasan antara Irak dan Persia, ikut berperan aktif dalam penyelesaian masalah antara Pakistan dan India, menangani sengketa wilayah Pulau Siprus antara Turki dan Yunani, dan berhasil mengirimkan bantuan dalam bentuk pasukan keamanan dan logistik bagi negara-negara Timur Tengah yang sedang berkonflik.
Pencapaian dan Pembubarannya
Dilansir dari kompas.com dengan artikel berjudul "Sejarah CENTO: Tujuan dan Pembubarannya" (Gama dan Serafica, 2020), keberhasilan yang diraih CENTO di antaranya menengahi masalah perbatasan antara Irak dan Persia, kemudian berperan aktif dalam penyelesaian masalah antara negara Pakistan dan India dan mengirimkan bantuan dalam bentuk pasukan keamanan dan logistik bagi negara-negara Timur Tengah yang sedang berkonflik, mereka juga berhasil menangani sengketa wilayah pulau Siprus antara Turki dan Yunani.
CENTO secara resmi dibubarkan pada tahun 1979. Dalam buku Bara Timur Tengah (1991) karya Riza Shihbudi, pembubaran CENTO berkaitan erat dengan peristiwa Revolusi Islam Iran yang berlangsung pada tahun 1978-1979. Pasca Revolusi Islam Iran, gejolak politik kawasan Timur Tengah semakin memanas. Hal tersebut mengakibatkan pecahnya persatuan dan kesatuan antara anggota CENTO.***
Penulis: Lantan, Nayla, Husna, Eli dan Nayla A.
Editor: Satria