Ilustrasi World Trade Organization (WTO). (Foto: Istimewa) |
Banyuwangi Terkini - Menurut Giddens dalam "Buku Sosiologi Kelas XII SMA/MA" (Kun Maryati, Juju Suryawati, 2020), globalisasi adalah suatu proses radikalisasi dan universalisasi nilai-nilai modernitas peradaban barat ke seluruh penjuru dunia, yang kemudian berkembang menjadi modernitas. Sementara dalam jurnal berjudul "Perlindungan Desain Industri di Indonesia dalam Era Perdagangan Bebas" (Ranti Fauza, 2004), perdagangan adalah sektor jasa yang menunjang kegiatan ekonomi antar anggota masyarakat dan antar bangsa.
Hubungan antara globalisasi dan perdagangan sangat terkait. Dengan adanya globalisasi terjadi perkembangan yang signifikan dalam perdagangan internasional, sementara itu perdagangan juga menjadi salah satu faktor pendorong utama dari globalisasi. Dampak dari kedua proses ini begitu besar terhadap aspek ekonomi, sosial, dan budaya dari masyarakat seluruh dunia. Salah satu dampak globalisasi dalam perdagangan dunia adalah munculnya World Trade Organization (WTO).
WTO adalah organisasi internasional yang mengurus aturan-aturan tentang perdagangan antarnegara. Jadi, jika ada negara-negara yang ingin dagang satu sama lain, mereka harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh WTO agar adil dan lancar.
Tujuan dan Manfaat WTO :
Tujuan dari adanya WTO agar perdagangan internasional jadi lebih terbuka, adil, dan bebas hambatan. Dengan begitu, negara-negara bisa melakukan jual beli barang dan jasa dengan lebih mudah tanpa harus khawatir soal pajak yang terlalu tinggi atau aturan yang bikin menyulitkan. Selain itu, WTO juga ada untuk membantu negara-negara yang sedang konflik mengenai perdagangan, semisal jika ada konflik atau ketidaksepakatan, WTO akan bantu menjadi penengah.
Keberadaan WTO membawa banyak manfaat bagi anggotanya, antara lain:
1. Akses Pasar Lebih Luas
Negara dapat menjual barang atau jasa ke negara lain lebih mudah tanpa terkena banyak hambatan.
2. Persaingan Lebih Adil
Aturan yang dibuat WTO membuat semua negara, baik yang besar ataupun yang kecil mempunyai kesempatan yang sama dalam perdagangan
3. Harga Lebih Terjangkau untuk Konsumen
Karena lebih sedikit hambatan, harga barang impor jadi lebih murah untuk konsumen di dalam negeri.
4. Peningkatan Ekonomi
Perdangan yang lancer membuat perekonomian negara semakin berkembang, karena eksportir dan importir bisa bekerja dengan lebih leluasa
5. Pengurangan Konflik Dagang
WTO bisa menjadi penengah jika ada perselisihan perdagangan, sehigga tidak perlu sampai terjadi perang dagang berkepanjangan.
Jadi, pada intinya WTO ini ada agar perdagangan antarnegara di dunia menjadi lebih bebas, adil, dan mendukung ekonomi tiap negara anggotanya.
Tantangan Menghadapi Globalisasi
1. Terjadinya Persaingan yang Tidak Setara
Globalisasi mengakibatkan negara dengan ekonomi yang lebih besar dapat mendominasi pasar global. sehingga negara-negara berkembang sering kali kesulitan bersaing dengan negara maju yang memiliki banyak sumber daya dan teknologi yang lebih canggih.
2. Proteksionisme yang Meningkat
Walaupun tujuan utama WTO untuk mendorong perdagangan bebas, ada juga beberapa negara yang mengadopsi kebijakan proteksionisme untuk melindungi industrinya di dalam negeri. Sehingga hal ini berdampak menghambat perdagangan internasional dan bertentangan dengan prinsip WTO yang mendorong adanya pasar terbuka.
3. Peran WTO yang Banyak Dipertanyakan Kepentingannya
Dalam tahun terakhir, berbagai negara lebih banyak memilih untuk melakukan perjanjian perdagangan bilateral atau regional, seperti perjanjian Trans-Pacific Partnership (TPP), daripada harus bergantung dengan WTO. Hal ini mengakibatkan peran WTO yang sangat penting sebagai pengatur perdagangan internasional menjadi lebih lemah dan banyak dipertanyakan.
4. Negosiasi Multilateral yang Cukup Rumit
WTO terdiri dari macam-macam anggota dengan kepentingan yang berbeda, sehingga tujuan utamanya adalah mencapai kesepakatan multilateral yang sering kali memakan waktu yang cukup lama.
Dampak Keanggotaan Negara dalam WTO
Dengan adanya manfaat bagi negara-negara anggota bukan tidak mungkin apabila WTO memberikan dampak yang dipicu oleh masalah yang sedang dihadapi organisasi tersebut. Beberapa dampaknya diantara lain:
1. Banyaknya Negara yang Berfokus untuk Melindungi Ekonominya Sendiri
Banyak negara, terutama setelah adanya pandemi, lebih berfokus untuk mengurus ekonomi dalam negeri dan melindungi bisnis lokalnya. seperti sebuah contoh, AS dan Tiongkok melakukan kenaikan pajak pada barang impor agar produk masing” dari mereka sendiri lebih kompetitif di pasaran. namun, langkah ini justru berdampak pada perdagangan antar negara jadi semakin berkurang, dan WTO mengalami kesulitan menjaga perdagangan adil dan terbuka. sehingga menyebabkan ekonomi global menjadi terpecah-pecah, karena masing-masing negara lebih fokus untuk negaranya sendiri.
2. WTO Mengalami Berbagai Macam Kesulitan Mengatasi Perselisihan Dagang Antar Negara
Salah satu tugas penting WTO adalah menengahi jika terjadi konflik dagang antara negara, tetapi terkadang tugas ini cukup memberatkan. AS belakangan ini melakukan pemblokiran pengangkatan anggota baru terhadap tim yang mengurus konflik dagang dalam masalah ini. wto tanpa anggota yang cukup kuat, menjadi kurang kuat posisinya untuk menyelesaikan perselisihan tersebut. Banyaknya negara pada saat ini justru memilih membuat perjanjian dagang langsung antara satu dengan yang lain, jadi aturan WTO lebih sering diabaikan.
3. WTO Belum Bisa Mengimbangi Perkembangan Perdagangan Digital
Perdagangan digital sekarang tumbuh sangat pesat, tapi aturan WTO belum cukup update untuk mengurus perdagangan ini. Negara-negara bikin kesepakatan digital sendiri-sendiri, jadi peran WTO dalam mengatur perdagangan digital masih terbatas. Akibatnya, perdagangan digital ini berkembang tanpa ada standar yang jelas dari WTO, yang bikin keamanan data dan perlindungan konsumen jadi isu besar.
Secara garis besar, tantangan-tantangan ini bikin WTO makin sulit untuk tetap relevan dalam dunia yang terus berubah dan makin bergantung pada teknologi.
Pengaruh Keanggotaan Indonesia dalam WTO terhadap Perdagangan Nasioanl
Berdasarkan studi kasus Rina Oktaviani dan Edwidodo dalam artikel berjudul "Indonesia’s Shrimp Exports Meeting the Challenge of Quality Standards" yang tayang di wto.org, Indonesia yang menjadi anggota WTO sejak 1995 pernah menghadapi permasalahan perdagangan. Ekspor udang Indonesia merupakan industri penting dalam perekonomian negara karena memberikan kontribusi signifikan terhadap devisa negara.
Namun, bisnis ini menghadapi kendala besar, khususnya dalam mencapai kriteria kualitas yang ditetapkan oleh pasar luar negeri seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang. Masalah ini mencakup persyaratan yang lebih ketat terhadap kualitas produk, keamanan pangan, dan ketertelusuran.
Dari data-data di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi WTO memainkan peran penting dalam perdagangan antar negara-negara di dunia. Manfaat yang diberikan dari keikutsertaan negara-negara anggotanya diantara lain yaitu akses pasar yang lebih luas, persaingan antar negara yang lebih sehat, harga yang lebih terjangkau, serta pertumbuhan ekonomi yang stabil.
Meskipun demikian, berbagai macam tantangan juga dihadapi oleh WTO terutama di era globalisasi saat ini. Seperti proteksionisme yang dilakukan untuk melindungi negaranya sendiri, kesulitan dalam penyelesaian persoaalan sengketa dagang, dan masih kurangnya aturan yang memadai untuk aturan perkembangan perdagangan digital saat ini. Indonesia sebagai anggota WTO juga menghadapi mesalah mengenai standar ekspor produk udang. Beberapa tantangan tersebut memaksa WTO harus melakukan penyesuaian diri agar tetap relevan dalam perubahan perdagangan yang terus berubah.***
Penulis: Fatur, Revanda, Deevyra, Afraliza dan Luna
Editor: Satria