![]() |
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. (Foto: humas/kab/bwi) |
Banyuwangi Terkini - Kabupaten Banyuwangi kembali mencuri perhatian sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi paling menjanjikan di Jawa Timur. Melihat potensi besar tersebut, Bank Indonesia (BI) dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) menggandeng Pemkab Banyuwangi untuk mempercepat realisasi investasi strategis di kawasan ujung timur Pulau Jawa itu.
“Kami sangat senang karena Banyuwangi terus didukung BI dan Pemprov. Kami sudah diskusi potensi dan proyek-proyek apa saja yang perlu ditingkatkan dan difasilitasi oleh pemprov dan BI,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sabtu (3/5/2025).
Pernyataan ini disampaikan usai pertemuan antara Ipuk dengan Asisten Direktur Kantor Perwakilan BI Jatim, Petrus Endria, serta Kepala DPMPTSP Jatim, Dyah Wahyu, di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Rabu (30/4/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Ipuk memaparkan sejumlah program yang membutuhkan dukungan lintas sektor, terutama dari BI dan Pemprov. Beberapa proyek strategis itu antara lain:
- Pembangunan kereta gantung di Taman Wisata Alam Ijen
- Pengembangan Pelabuhan Tanjung Wangi sebagai hub logistik laut
- Jalur transportasi gerbong produksi PT INKA
- Pengembangan kawasan industri Wongsorejo
“Investasi tersebut rata-rata berada di luar kewenangan pemerintah daerah. Secara garis besar, Banyuwangi terbuka untuk berbagai potensi investasi yang akan masuk,” jelas Ipuk.
Tak hanya infrastruktur, Banyuwangi juga membuka peluang investasi besar di sektor pertanian dan pangan, termasuk pertanian organik yang mulai digarap serius oleh para petani lokal.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) non-migas Banyuwangi tercatat mencapai Rp 108,2 triliun, menjadikannya tertinggi ke-8 di Jawa Timur.
Menurut Petrus Endria dari BI Jatim, angka tersebut menjadi bukti bahwa Banyuwangi layak menjadi tujuan utama investasi nasional.
“Kami melihat Banyuwangi sangat berpotensi untuk menjadi tujuan investasi utama di Jatim. Terlebih Banyuwangi memiliki PDRB terbesar ke-8, banyak penduduk ke-5 dan wilayah terluas di Jatim,” katanya.
“Banyuwangi juga memiliki potensi sumber daya alam, pertanian, pariwisata, dan potensi industri, karena memiliki laut dengan kedalaman yang cukup untuk pengembangan industri,” tambah Petrus.
Selain itu, infrastruktur Banyuwangi juga mendukung akselerasi pertumbuhan investasi. Di Banyuwangi ada pelabuhan, bandara, hingga pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara. Ditambah lagi jalan tol Trans Jawa yang ditargetkan menyambung ke Banyuwangi mulai tahun ini.
“Fasilitas ini menjadi nilai tambah bagi investor untuk masuk berinvestasi. Tentu ini akan menjadi pengungkit ekonomi di Banyuwangi,” kata dia.
Kepala DPMPTSP Jatim, Dyah Wahyu, membeberkan bahwa pada tahun 2024, nilai realisasi investasi di Banyuwangi mencapai Rp 3,4 triliun, menjadikannya peringkat ke-11 dari 38 kabupaten/kota se-Jatim.
“Dengan nilai investasi yang menyumbang di urutan ke-11, maka Banyuwangi kami potret sebagai wilayah pengungkit investasi yang patut untuk dikembangkan,” ungkap Dyah.
Selain sektor pariwisata, Dyah menilai Banyuwangi memiliki peluang besar di sektor industri hilir, distribusi logistik, dan rantai pasok barang. Pemprov Jatim pun akan memberikan pendampingan intensif.
“Selain pengembangan pariwisata yang memang sudah maju, Banyuwangi juga berpotensi besar untuk pengembangan industri hilir, penguatan rantai pasok logistik, serta distribusi barang dan transportasi. Pemprov akan membantu dan mendukung,” jelasnya.***