GUz9GfGlGpCiGUz7TfAlTpz7Td==

Danantara Resmi Masuk Proyek Baterai Listrik ANTM dan Huayou, Saham Melejit? Ini Faktanya!

Danantara Indonesia. (Foto: Istimewa)

Banyuwangi Terkini - Sejak digaungkannya visi Indonesia menjadi pusat industri kendaraan listrik (EV) dunia, berbagai proyek ekosistem baterai diluncurkan. Namun, jalan menuju visi itu tidak semulus rencana.

Salah satu proyek terbesar adalah Proyek Titan, yang digarap konsorsium PT Indonesia Battery Corporation (IBC) bersama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), Pertamina, PLN, dan sebelumnya LG Energy Solution dari Korea Selatan.

Namun, pada pertengahan 2024, LG memutuskan untuk meninggalkan proyek tersebut. Keputusan ini sempat membuat masa depan proyek baterai nasional menjadi kabur.

Barulah pada Mei 2025, muncul kabar menggembirakan: Huayou, perusahaan asal China yang juga pemain global baterai EV, resmi masuk menggantikan LG. Tak hanya itu, Danantara, perusahaan investasi milik negara, juga menyatakan komitmen terlibat dalam proyek ini bersama konsorsium lainnya.

Danantara Masuk Dua Proyek Strategis: Titan dan Dragon

Tidak hanya Titan, Danantara juga terlibat dalam Proyek Dragon, proyek lanjutan bersama CATL yang menyasar rantai nilai baterai dari tambang hingga perakitan dan daur ulang.

Apa itu Proyek Titan dan Dragon?

Proyek Titan:

  • Fokus: Integrasi ekosistem baterai dari hulu ke hilir
  • Mitra: IBC, ANTM, Pertamina, PLN, dan Huayou
  • Fasilitas: Smelter HPAL, prekursor, katoda, sel baterai, dan fasilitas daur ulang
  • Nilai proyek: USD 8 miliar
  • Target: Kapasitas produksi sel baterai 20 GW
  • Status: On-progress sejak 2019, molor dari target produksi 2024

Proyek Dragon:

  • Fokus: Pengembangan pabrik baterai EV oleh CATL melalui Ningbo Contemporary Burnp Legend Co. Ltd.
  • Mitra: IBC, ANTM
  • Struktur: Tiga perusahaan patungan dari hulu, mid-stream, hingga hilir
  • Target: Produksi awal mulai akhir 2026
  • Kepemilikan ANTM: 51% untuk bagian tambang

Posisi Danantara:

Danantara dipastikan bergabung dalam dua proyek ini sebagai penyumbang modal sekaligus untuk memperkuat kontrol nasional di sektor EV. Pemerintah sedang bernegosiasi agar Indonesia bisa memiliki 51% di proyek Titan dan 40-50% di Dragon, mengingat keikutsertaan Danantara.

Darimana Danantara Dapat Modal Masuk Proyek EV?

Danantara baru saja mengantongi dana sebesar Rp50 triliun hasil dividen bank-bank BUMN pada April 2025. Dana jumbo ini memungkinkan mereka untuk:

  • Masuk ke proyek strategis nasional seperti baterai EV
  • Menambah porsi kepemilikan Indonesia di proyek asing
  • Mendorong misi hilirisasi sumber daya mineral

Kehadiran Danantara bisa menjadi pengubah peta kekuatan kepemilikan proyek baterai EV yang selama ini didominasi oleh mitra asing.

Apa Untungnya untuk ANTM?

Masuknya Danantara secara tidak langsung membawa manfaat jangka panjang bagi ANTM:

  • Stabilitas Proyek: Kepastian pendanaan proyek Titan dan Dragon menjamin kelangsungan proyek yang melibatkan ANTM
  • Pasar Baru: Perluasan ekosistem EV bisa membuka pasar nikel dan produk turunannya yang diproduksi ANTM
  • Sinergi Rantai Nilai: ANTM sebagai penghasil nikel bisa menjadi pemasok utama bagi smelter dan pabrik baterai di proyek ini
  • Prospek Dividen: Bila proyek sukses dan menghasilkan keuntungan, ANTM berpotensi memperoleh dividen dari perusahaan patungan

Namun, di sisi lain, dampak keuangan langsung masih minim dalam jangka pendek. Investor tetap perlu mencermati eksekusi proyek dan realisasi bisnisnya.

Kinerja Keuangan ANTM Jadi Katalis Saham

Lonjakan harga saham ANTM dalam beberapa waktu terakhir sejatinya tidak hanya disebabkan oleh kabar masuknya Danantara. Ada tiga faktor fundamental yang membuat sahamnya naik:

Normalisasi Segmen Nikel

Setelah mengalami hambatan penjualan nikel akibat keterlambatan persetujuan RKAB pada 2024, kini penjualan kembali normal. Hal ini langsung tercermin dalam lonjakan laba bersih kuartal I/2025.

Ekspansi Bisnis Emas ke Perhiasan

ANTM berencana masuk ke lini perhiasan, mengoptimalkan bisnis emas yang selama ini hanya bermain di emas batangan. Mereka juga mendapat pasokan bahan baku emas dari Freeport dengan harga lebih rendah.

Diversifikasi ini akan menciptakan tambahan revenue stream yang solid bagi ANTM, apalagi segmen emas memiliki margin tinggi.

Proyek Smelter Alumina Mulai Operasi

Smelter alumina yang digarap ANTM mulai beroperasi dan akan menambah pendapatan dari sisi hilirisasi bauksit.

Apakah Saham ANTM Bisa ke Rp7.000–Rp10.000?

Salah satu rumor yang merebak adalah ekspektasi harga saham ANTM bisa menembus level Rp7.000 hingga Rp10.000 per saham. Namun, analis menilai ekspektasi ini terlalu tinggi dalam waktu dekat.

Dengan harga saham per 23 Mei 2025 di kisaran Rp3.120, tingkat dividen yield tidak terlalu menarik:

  • Dividend payout 65%: Dividen Rp98/saham → Yield hanya 3,14%
  • Dividend payout 100%: Dividen Rp151/saham → Yield maksimal 4,82%

Yield seperti ini terbilang biasa saja, bahkan cenderung di bawah rata-rata saham tambang lainnya.

Risiko dan Tantangan: Realisasi Proyek Masih Jadi PR

Meskipun masuknya Danantara membawa harapan, beberapa tantangan tetap harus diperhatikan:

  • Proyek Titan molor dari target awal 2024
  • Proyek Dragon baru akan mulai produksi pada akhir 2026
  • Tidak ada kejelasan kapan proyek akan menghasilkan revenue nyata
  • Posisi kepemilikan Indonesia belum sepenuhnya mayoritas, masih dalam negosiasi

Investor perlu mencermati eksekusi proyek, bukan sekadar narasi besar dan potensi jangka panjang. Apalagi, pasar saham sensitif terhadap delay atau kegagalan proyek.

Kesimpulan: Investasi Strategis tapi Butuh Kesabaran

Masuknya Danantara ke proyek baterai kendaraan listrik jelas menjadi sinyal positif bagi industri EV nasional dan masa depan ANTM. Namun, dampaknya masih terbatas dalam jangka pendek.

Bagi investor, prospek ANTM tetap menarik, terutama jika proyek Titan dan Dragon benar-benar berjalan lancar, didukung peningkatan kinerja nikel dan ekspansi bisnis perhiasan.

Namun demikian, ekspektasi harga saham hingga Rp10.000 masih terlalu spekulatif dan tidak mencerminkan realitas saat ini.***

Dragon222

Ketik kata kunci lalu Enter

close