![]() |
Foto bersama pemandu dan peserta Traveling Vintage di Masjid Al-Mubarok Berbek. (Foto: Istimewa) |
Banyuwangi Terkini - Sebanyak 120 pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Nganjuk dengan antusias mengikuti kegiatan "Traveling Vintage", Sabtu, (12/07/2025). Inisiatif unik ini digagas oleh Anna Nur Nita, sejarawan lokal kebanggaan Nganjuk, dengan tujuan utama memperkenalkan secara langsung kekayaan warisan sejarah daerah kepada generasi muda.
Mengusung konsep kunjungan langsung ke berbagai situs bersejarah, "Traveling Vintage" menawarkan pengalaman belajar yang berbeda bagi siswa-siswi SMA Kabupaten Nganjuk. Perjalanan edukatif ini akan membawa mereka menjelajahi beberapa lokasi penting yang menjadi saksi bisu perjalanan panjang sejarah peradaban Kabupaten Nganjuk.
Destinasi yang dikunjungi meliputi Museum Anjuk Ladang, yang menyimpan artefak dan dokumentasi sejarah lokal, para siswa dan siswi akan belajar untuk mengenal dan memahami artefak peninggalan peradaban Kabupaten Nganjuk mulai dari massa klasik hingga kontemporer. Museum dr. Soetomo Kabupaten Nganjuk, untuk mengenang perjuangan pahlawan nasional asal Nganjuk. Candi Lor dan Candi Ngetos, sebagai bukti kejayaan masa lalu Majapahit dan era Airlangga; serta Masjid Al-Mubarok Berbek, saksi bisu perkembangan Islam di wilayah ini dengan akulturasi arsitektur yang memukau.
Anna Nur Nita, penggagas kegiatan, menyampaikan harapannya agar melalui pengalaman langsung menjelajahi jejak peninggalan sejarah lokal ini, para siswa dapat lebih menghargai dan peduli terhadap upaya pelestarian warisan nenek moyang. Ia khawatir, apabila generasi muda hari ini tidak mengetahui dan memahami sejarah nenek moyangnya, maka mereka akan kehilangan identitas lokalnya. Hal itu terungkapkan melalui sambutan yang ia sampaikan pada saat pembukaan acara Traveling Vintage.
![]() |
Sabilaa Faza Nur Arifin Mahasiswi Sejarah dan Peradaban Islam UIN Khas Jember sedang menjelaskan tentang sejarah di Candi Lor. (Foto: Istimewa) |
"Kami ingin mencetak generasi muda yang tidak hanya tahu sejarah, tetapi juga memiliki kesadaran untuk menjaga peninggalan berharga ini," ungkap Anna.
“Ingat semboyan yang disuarakan oleh sang proklamator kita, “Jas Merah” (jangan sekali-kali lupakan sejarah),” imbuhnya.
Kegiatan Traveling Vintage Kabupaten Nganjuk 2025 mendapatkan dukungan penuh dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI. Pihak pemerintah daerah Kabupaten Nganjuk melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata juga turut terlibat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan dua Lembaga Yayasan yakni Yayasan Studi Sejarah Kulit Pohon dan Yayasan Studi Lingkar Sejarah dan Kebudayaan.
Kegiatan "Traveling Vintage" ini diharapkan menjadi langkah awal yang positif dalam meningkatkan kesadaran sejarah dan budaya di kalangan generasi muda Nganjuk. Lebih dari sekadar kunjungan, ini adalah upaya menumbuhkan rasa cinta dan tanggung jawab mereka terhadap warisan leluhur, memastikan bahwa jejak-jejak peradaban Nganjuk akan terus lestari dan menginspirasi generasi mendatang.***
Penulis: Miftakhul Khoiri Hamdan Habibi (Akademisi Sejarah dan Sekretaris Jenderal Yayasan Lingkar Studi Sejarah dan Kebudayaan Murtasiyah)