GUz9GfGlGpCiGUz7TfAlTpz7Td==

Ketua LSM GERAM Banyuwangi: Kejayaan Daerah Harus Dirasa Semua, Bukan Hanya Segelintir

Ketua LSM GERAM (Gerakan Masyarakat Marjinal) Banyuwangi, Dani Tri Wahyudi. (Foto: Istimewa)

BANYUWANGITERKINI.ID – Kemajuan Banyuwangi dalam satu dekade terakhir menjadi sorotan nasional bahkan internasional. Kabupaten di ujung timur Pulau Jawa ini dikenal lewat festival-festival budaya megah, destinasi wisata kelas dunia, hingga pertumbuhan ekonomi yang pesat. Namun, Ketua LSM GERAM (Gerakan Masyarakat Marjinal) Banyuwangi, Dani Tri Wahyudi, mengingatkan bahwa keberhasilan itu belum sepenuhnya dirasakan oleh seluruh masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Dani dalam sambutannya pada acara peresmian LSM GERAM Banyuwangi yang digelar di Lingkungan Beran, Kelurahan Kebalenan, Jumat (12/9/2025). Acara grand launching ini dihadiri oleh sejumlah aktivis, akademisi, politisi, hingga tokoh masyarakat yang menunjukkan dukungan terhadap gerakan baru tersebut.

Dalam pidatonya, Dani mengapresiasi capaian luar biasa Banyuwangi yang berhasil menjadi “buah bibir” nasional maupun internasional. Data menunjukkan kunjungan wisatawan meningkat pesat, investasi masuk, serta kreativitas anak muda berkembang tanpa terbendung.

“Kita patut bersyukur atas capaian gemilang ini. Namun, di balik gemerlap kemajuan dan sorotan kamera, masih ada realita yang harus kita hadapi. Masih banyak saudara-saudara kita yang tinggal di pelosok desa, sudut kota, dan kawasan tertinggal yang belum merasakan hangatnya sinar kemajuan tersebut,” ujar Dani.

Menurutnya, kejayaan Banyuwangi yang sejati tidak hanya diukur dari banyaknya wisatawan atau megahnya festival, melainkan ketika setiap warga, tanpa terkecuali, mampu menikmati akses pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan kehidupan yang layak.

Dani menyoroti sejumlah persoalan yang dihadapi kelompok marjinal di Banyuwangi, di antaranya:

  1. Akses pendidikan dan kesehatan yang terbatas
    Masih ada anak-anak yang putus sekolah karena harus membantu perekonomian keluarga. Pemahaman masyarakat terkait gizi, sanitasi, dan kesehatan dasar pun masih minim.
  2. Masalah pengangguran dan setengah pengangguran
    Banyak masyarakat memiliki semangat kerja tinggi, tetapi tidak dibekali keterampilan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja modern.
  3. Kesulitan pelaku usaha mikro
    UMKM yang seharusnya bisa menjadi tulang punggung ekonomi keluarga kerap terhambat akses permodalan dan pemasaran, sehingga sulit berkembang.
  4. Kesenjangan literasi digital
    Di era serba digital, banyak warga yang masih tertinggal dalam pemanfaatan teknologi, baik untuk mencari informasi, mengembangkan keterampilan, maupun memasarkan produk.

“Memberikan bantuan charity semata ibarat memberi ikan yang habis sekali makan. Yang dibutuhkan adalah intervensi berkelanjutan: memberi kail, lalu mengajarkan cara memancing,” tegas Dani.

Dani menekankan, LSM GERAM hadir bukan hanya sebagai penyelenggara kegiatan, melainkan sebagai gerakan pemberdayaan masyarakat yang menempatkan kelompok marjinal sebagai subjek pembangunan.

“Masyarakat marjinal bukan obyek pasif, melainkan partner aktif yang kita latih, kita dukung, dan kita fasilitasi untuk bangkit mandiri,” jelasnya.

LSM GERAM akan bergerak dengan pendekatan terintegrasi, meliputi program pendidikan, peningkatan keterampilan kerja, pemberdayaan UMKM, hingga advokasi hak-hak masyarakat.

Dani juga menegaskan bahwa LSM GERAM siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam menjalankan program yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat. Namun, lembaga ini juga tidak segan menjadi oposisi kritis jika program yang dijalankan pemerintah hanya sebatas pencitraan atau menguntungkan kelompok tertentu.

“Kami akan mendukung setiap langkah pemerintah yang benar-benar berpihak pada rakyat. Tetapi jika ada kebijakan yang hanya untuk kepentingan pribadi, kelompok, atau oligarki, maka LSM GERAM akan berdiri sebagai pengingat sekaligus oposisi,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Dani juga menyerukan sinergi lintas elemen, mulai dari akademisi, pelaku usaha, komunitas, hingga media, untuk bersama-sama mendorong pemberdayaan masyarakat marginal.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Kejayaan Banyuwangi harus menjadi hasil kerja bersama. Mari kita pastikan kemajuan ini untuk semua, bukan hanya sebagian,” pungkasnya.***

Ketik kata kunci lalu Enter

close