 |
| Ilustrasi pemerintah perjuangkan kenaikan jabatan Guru PAI. (Foto: IStock) |
Banyuwangi Terkini - Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Kementerian Agama (Kemenag) berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk membahas upaya peningkatan karir bagi para guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah.
Pertemuan penting ini dihadiri oleh perwakilan dari Direktur Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kemendikbud, serta jajaran Direktorat PAI Kemenag dan Bagian Organisasi, Kepegawaian, dan Hukum (OKH) Ditjen Pendidikan Islam.
Pertemuan yang berlangsung di Bogor pada Selasa (24/9/2024) ini merupakan tindak lanjut dari Uji Kompetensi Kenaikan Jenjang Jabatan Fungsional Guru yang dilaksanakan pada 26-27 Agustus 2024 lalu.
Pembahasan utama dalam pertemuan tersebut adalah mengenai perhitungan formasi jabatan fungsional guru PAI dan rekomendasi dari Kemendikbud terkait kenaikan jenjang jabatan tersebut.
Direktur PAI, M. Munir, menegaskan komitmen Kemenag untuk memperjuangkan peningkatan jabatan fungsional bagi guru PAI.
"Kita akan perjuangkan agar mendapatkan pengakuan yang layak atas kontribusi mereka dalam pendidikan,” ujar M. Munir di Bogor, Selasa (24/9/2024).
Menurutnya, jumlah guru PAI yang memenuhi syarat untuk kenaikan jabatan fungsional masih kurang optimal, sehingga perlu didorong agar mereka mendapatkan pengakuan yang layak atas kontribusi mereka dalam dunia pendidikan.
“Kenaikan jabatan fungsional ini memang penting. Selain untuk meningkatkan karir, kenaikan jabatan fungsional ini juga merupakan sesuatu yang sangat diharapkan dan ditunggu-tunggu oleh para guru,” sambungnya.
Munir menambahkan bahwa langkah strategis yang dibahas dalam pertemuan tersebut akan mencakup pendampingan bagi guru yang memenuhi kriteria uji kompetensi.
“Perumusan langkah-langkah yang startegis dalam memperjuangkan kenaikan jabatan fungsional ini bisa memotivasi guru untuk memberikan pendidikan yang berkualitas kepada para siswa. Peningkatan status guru PAI tidak hanya akan menguntungkan para pendidik, tetapi juga akan berkontribusi positif terhadap kualitas pendidikan agama di Indonesia,” pungkasnya.***
