Studi lapangan tahun 2025, MGMP Sejarah SMA Kabupaten Sidoarjo. (Foto: Istimewa)
Banyuwangi Terkini - Kabupaten Banyuwangi kembali menjadi magnet edukatif, kali ini bagi para guru mata pelajaran Sejarah dari Sidoarjo. Selama dua hari, mulai Jumat hingga Sabtu (23–24 Mei 2025), sebanyak 30 guru yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah Kabupaten Sidoarjo melaksanakan studi lapangan ke sejumlah destinasi bersejarah di Banyuwangi.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan metode pembelajaran sejarah yang tidak membosankan dan lebih bermakna bagi siswa. Studi lapangan ini juga menjadi sarana peningkatan kompetensi profesional guru sejarah, sekaligus ajang tukar pengalaman antarpendidik lintas daerah.
Pada hari pertama kunjungan, rombongan menyambangi Museum Blambangan, Pusat Informasi Geologi Geopark Ijen (PIGGI), serta GWD (Grand Watu Dodol). Ketiga lokasi ini dipilih karena memuat informasi penting terkait geologi dan sejarah lokal yang relevan dengan materi ajar sejarah.
Hari kedua diisi dengan kunjungan ke Kampung Inggrisan, Desa Adat Using Kemiren, dan Djawatan, yang kaya akan nilai-nilai budaya dan peninggalan masa lampau. Lokasi-lokasi ini menjadi jendela pembelajaran sejarah berbasis pengalaman langsung yang dirancang untuk membangkitkan kesadaran historis di kalangan para guru.
![]() |
Anggota dan pengurus MGMP Sejarah Kabupaten Sidoarjo saat mengunjungi salah satu destinasi di Banyuwangi. (Foto: Istimewa) |
Tak luput, objek wisata Pantai Boom Marina dan destinasi kuliner seperti Kemarang dan Sego Tempong Mbok Har, juga menjadi lokasi kunjungan para guru Sejarah tingkat SMA ini.
Ketua MGMP Sejarah Kabupaten Sidoarjo Drs. Abdul Awwalim, M.Pd, mengatakan bahwa pendekatan lapangan seperti ini mampu membentuk pemahaman yang lebih dalam dan konkret terhadap materi sejarah.
“Pengetahuan historis yang dibangun melalui kunjungan langsung ke objek sejarah diharapkan dapat memberikan kebermaknaan yang mengarah pada tumbuhnya kesadaran sejarah. Hal ini penting agar pembelajaran sejarah di kelas lebih hidup dan bermutu,” ujar Abdul Sabtu (24/05).
Ia juga meyakini, guru yang memiliki pengalaman langsung dalam melihat dan merasakan atmosfer lokasi bersejarah akan lebih siap dalam menyampaikan materi yang inspiratif dan kontekstual kepada siswa.
Sementara itu, Ketua MGMP Sejarah Kabupaten Banyuwangi, Nur Ahmadi, S. Pd. MM, menyambut hangat kedatangan para guru dari Sidoarjo. Ia menilai kegiatan ini sebagai bentuk kolaborasi positif antar-daerah dalam penguatan mutu pendidikan.
“Anjang sana anjang sini seperti ini penting bagi para guru sejarah. Bisa menjadi ajang tukar pikiran dan pengalaman dalam metode mengajar,” tutur Ahmadi.
Ia juga menyampaikan terima kasih karena Banyuwangi dipilih sebagai lokasi studi lapang, mengingat potensi wisata sejarah dan budaya di daerah ini sangatlah lengkap, mulai dari aspek geologi, kolonialisme, hingga kehidupan adat.
“Kami merasa bangga Banyuwangi dipilih sebagai lokasi studi lapangan. Semoga kegiatan ini bisa mempererat hubungan antar MGMP dan memperkuat kualitas pendidikan sejarah di Jawa Timur,” katanya.***