![]() |
| Legenda Liverpool, Jamie Carragher. (Foto: Sky Sports) |
BANYUWANGITERKINI - Legenda Liverpool, Jamie Carragher, mengingatkan pelatih Arne Slot agar segera menemukan cara terbaik memainkan Alexander Isak dan Hugo Ekitike secara bersamaan di lini depan. Menurutnya, pembelian besar-besaran yang dilakukan The Reds pada bursa transfer musim panas 2025 hanya akan berarti jika seluruh bintang mahal itu bisa dimaksimalkan di lapangan.
Liverpool memang menjadi salah satu klub paling sibuk di bursa transfer kali ini. Manajemen menggelontorkan dana fantastis untuk mendatangkan beberapa pemain bintang demi membangun era baru pasca Jurgen Klopp. Di antara rekrutan anyar itu, dua yang paling mencuri perhatian adalah Ekitike dan Isak, dua penyerang muda yang sama-sama berharga mahal dan punya potensi besar.
Isak diboyong dari Newcastle United dengan mahar mencengangkan, mencapai Rp 2,8 triliun, menjadikannya salah satu transfer termahal dalam sejarah klub. Sementara Ekitike direkrut dari Eintracht Frankfurt untuk menambah variasi serangan dan kedalaman skuad.
Selain itu, Liverpool juga mendatangkan Florian Wirtz, Jeremie Frimpong, dan Milos Kerkez. Total belanja klub di bawah Slot mencapai hampir Rp 7 triliun, angka yang menunjukkan ambisi besar manajemen untuk mengembalikan Liverpool ke papan atas Eropa.
Namun, ambisi besar itu kini justru memunculkan dilema baru. Arne Slot dihadapkan pada tantangan taktis besar: bagaimana cara menempatkan semua pemain bintang dalam satu sistem permainan yang tetap seimbang.
Dilema di Lini Depan Liverpool
Sejak awal musim, Slot masih mencoba berbagai kombinasi di sektor serang. Ekitike kerap dimainkan di sisi kiri atau sebagai second striker, sementara Isak diplot sebagai ujung tombak utama.
Masalah muncul ketika Cody Gakpo tampil impresif di posisi yang sama, sehingga Slot kesulitan mencari formula ideal yang bisa menampung semuanya tanpa mengorbankan kestabilan tim.
Di sisi kanan, Mohamed Salah masih menjadi pemain tak tergantikan. Dengan demikian, praktis hanya ada dua posisi tersisa di lini depan, sementara tiga pemain berkualitas berebut tempat.
Slot pun harus berhitung matang agar sistem yang ia gunakan — formasi 4-2-3-1 — tidak membatasi potensi lini serang yang sangat mahal itu.
Carragher: Slot Harus Fleksibel
Dalam acara The Fan Debate, Jamie Carragher secara terbuka menyoroti situasi ini. Ia menilai Slot perlu berani keluar dari zona nyaman dan lebih fleksibel secara taktis.
Mantan bek andalan The Reds itu mencontohkan bagaimana Carlo Ancelotti mampu menyesuaikan taktik di Real Madrid untuk mengakomodasi para pemain top seperti Kylian Mbappe, Vinicius Junior, dan Rodrygo.
Carragher menilai banyak pelatih modern yang justru terjebak dalam egonya sendiri, berpegang teguh pada taktik tanpa melihat kondisi aktual pemain.
Solusi Taktis: Tinggalkan 4-2-3-1
Menurut Carragher, salah satu solusi yang bisa dilakukan Slot adalah meninggalkan formasi 4-2-3-1 yang selama ini ia gunakan.
Formasi itu memang cocok untuk menyeimbangkan serangan dan pertahanan, namun dalam konteks skuad Liverpool saat ini, sistem tersebut membuat satu striker harus duduk di bangku cadangan.
Carragher menyarankan Slot mencoba formasi 4-3-1-2 atau 4-4-2 diamond, yang memungkinkan dua striker dimainkan bersamaan tanpa kehilangan kreativitas di lini tengah.
Ia menambahkan bahwa formasi tersebut juga bisa memberi ruang bagi Florian Wirtz untuk tampil sebagai playmaker murni di belakang dua penyerang.
Performa Wirtz Masih Belum Stabil
Carragher juga menyoroti performa Florian Wirtz, gelandang serang muda yang ditebus dari Bayer Leverkusen dengan harga mencapai Rp 2,6 triliun.
Menurutnya, Wirtz belum menunjukkan performa yang sepadan dengan harga dan ekspektasi besar publik Anfield.
Dengan menempatkan dua striker di depan, Carragher meyakini Wirtz bisa mendapatkan lebih banyak ruang untuk berkreasi, sehingga mampu memaksimalkan umpannya dan mempercepat transisi serangan.
Tekanan untuk Arne Slot Meningkat
Situasi semakin rumit bagi Arne Slot setelah Liverpool menelan tiga kekalahan beruntun. The Reds tumbang dari Crystal Palace di Premier League, Galatasaray di Liga Champions, dan Chelsea di laga domestik berikutnya.
Hasil buruk ini membuat posisi Slot mulai dipertanyakan oleh sebagian suporter. Tagar #SlotOut bahkan sempat ramai di media sosial, menandakan meningkatnya tekanan terhadap pelatih asal Belanda itu.
Kini, Slot memiliki waktu sekitar dua pekan selama jeda internasional untuk mengevaluasi taktik dan meramu strategi baru. Setelah itu, Liverpool akan menghadapi laga berat melawan Manchester United pada 19 Oktober 2025 di Anfield.
Carragher menilai pertandingan itu akan menjadi momen pembuktian penting bagi Slot.
Duet Isak dan Ekitike, Harapan Baru The Reds
Terlepas dari segala tantangan, banyak pihak percaya bahwa duet Isak–Ekitike bisa menjadi senjata mematikan Liverpool jika Slot berhasil menemukan keseimbangan.
Keduanya memiliki karakter permainan berbeda namun saling melengkapi — Isak dengan kecepatan dan ketajaman penyelesaian, sementara Ekitike lebih eksplosif dalam duel satu lawan satu.
Secara statistik, Isak mencatatkan rata-rata 3,1 tembakan per laga dan akurasi 78%, sedangkan Ekitike unggul dalam aspek dribel sukses dan pergerakan tanpa bola. Kombinasi keduanya dinilai bisa membawa warna baru dalam skema serangan Liverpool.
Persaingan di Premier League Makin Ketat
Musim 2025/2026 Premier League memang berlangsung dengan persaingan luar biasa ketat. Manchester City, Arsenal, dan Newcastle United tampil konsisten sejak awal musim, sementara Liverpool masih berusaha menemukan ritme terbaiknya di bawah pelatih baru.
Dengan investasi besar yang sudah dikeluarkan, publik Anfield menuntut hasil nyata. Target minimal yang dibebankan kepada Slot adalah finish di empat besar dan lolos ke babak knockout Liga Champions.
Namun jika performa inkonsisten berlanjut, bukan tidak mungkin manajemen akan mengambil langkah tegas sebelum musim berakhir.
Ujian Sejati Arne Slot
Bagi Arne Slot, bulan Oktober ini akan menjadi ujian sesungguhnya. Dengan skuad bertabur bintang, pelatih berusia 46 tahun itu kini dituntut untuk menunjukkan bahwa dirinya bukan sekadar ahli taktik, tapi juga pemimpin yang mampu menyesuaikan diri dengan kondisi tim.
Jika Slot berhasil menemukan formula yang membuat Isak dan Ekitike bisa tampil bersamaan, bukan tidak mungkin Liverpool akan kembali menjadi kekuatan dominan di Premier League — seperti era keemasan di bawah Jurgen Klopp.***
