GUz9GfGlGpCiGUz7TfAlTpz7Td==

Menteri Agama Nasaruddin Umar Ajak Umat Ikhlas Hadapi Musibah Bencana

Menteri Agama RI Nasaruddin Umar menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Agung Bireuen. (Foto: Kemenag)

BANYUWANGITERKINI.ID Menteri Agama Republik Indonesia Nasaruddin Umar mengajak umat Islam untuk meneguhkan nilai keikhlasan sebagai kekuatan batin dalam menghadapi musibah. 

Pesan tersebut disampaikan Menag saat menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Agung Bireuen, Jumat (19/12/2025).

Dalam khutbahnya, Menag menekankan bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk bersikap tenang, sabar, dan peduli terhadap sesama ketika diuji oleh peristiwa yang berat, termasuk bencana.

“Musibah tidak untuk dipertanyakan dengan amarah, tetapi dihadapi dengan iman, kesabaran, dan saling menguatkan,” ujar Menag di hadapan jamaah.

Pada kesempatan tersebut, Menag Nasaruddin Umar juga menjelaskan tiga istilah penting dalam Islam yang kerap disalahpahami, yakni ikhlas, mukhlis, dan mukhlas. Ketiganya saling berkaitan, namun memiliki makna dan tingkatan yang berbeda.

Menurut Menag, ikhlas adalah kondisi hati ketika seseorang melakukan suatu amal semata-mata karena Allah SWT, tanpa mengharapkan pujian atau balasan dari manusia. Ikhlas menjadi fondasi utama dari setiap amal perbuatan.

Sementara mukhlis adalah orang yang berusaha dan terus berproses untuk menjaga keikhlasan dalam setiap tindakannya.

“Mukhlis itu masih berproses. Ia sadar hatinya bisa goyah, maka ia terus meluruskan niatnya,” jelas Menag.

Adapun mukhlas merupakan tingkatan yang lebih tinggi, yaitu hamba yang dijaga langsung oleh Allah keikhlasannya dari sifat riya dan kepentingan diri.

“Mukhlas itu bukan sekadar berusaha ikhlas, tetapi orang yang Allah lindungi dari riya dan kepentingan diri. Ini derajat para nabi dan hamba-hamba pilihan,” tutur Menag.

Menag menegaskan bahwa nilai ikhlas dalam situasi bencana tidak boleh dimaknai sebagai sikap pasrah tanpa usaha. Sebaliknya, keikhlasan harus melahirkan kepedulian sosial dan tindakan nyata.

“Ikhlas tidak membuat kita diam. Ikhlas justru mendorong kita untuk membantu, membersihkan, menguatkan, dan memulihkan saudara-saudara kita yang terdampak,” tegasnya.

Khutbah Jumat berlangsung khidmat dan diikuti jamaah dengan penuh perhatian. Pesan-pesan keagamaan yang disampaikan Menag diharapkan dapat menjadi penguat spiritual bagi masyarakat Bireuen dalam menghadapi masa pemulihan pasca bencana.

Menutup khutbahnya, Menag mengajak seluruh jamaah untuk mendoakan para korban serta relawan yang terus bekerja membantu proses pemulihan.

“Semoga Allah memberi kekuatan kepada yang terdampak, melapangkan hati mereka yang kehilangan, dan membalas kebaikan setiap tangan yang menolong,” pungkas Menag.***

Ketik kata kunci lalu Enter