![]() |
Ilustrasi salah satu destinasi wisata unggulan Pantai Pulau Merah di Banyuwangi. (Foto: Istimewa) |
Banyuwangi Terkini - Sektor pariwisata terus menjadi andalan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Memasuki tahun 2025, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah menyiapkan berbagai strategi guna meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.
Sepanjang 2023, kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 3,8 persen, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 3,6 persen. Selain itu, nilai ekspor produk ekonomi kreatif nasional berhasil menyentuh angka USD 23,96 miliar, menandakan potensi besar industri ini dalam menopang perekonomian negara.
Berdasarkan buku Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2024/2025, yang disusun oleh pakar industri, akademisi, dan pemerintah, terdapat sejumlah tren yang akan mendominasi sektor pariwisata Indonesia di tahun mendatang.
Tren Pariwisata 2025: Cultural Immersion hingga Wellness Tourism
Salah satu tren utama yang diprediksi terus berkembang adalah cultural immersion atau pengalaman budaya mendalam. Berdasarkan survei, 58,97 persen wisatawan global semakin tertarik untuk menikmati keunikan budaya lokal saat berwisata. Hal ini terlihat dari meningkatnya popularitas desa wisata dan atraksi budaya di berbagai daerah Indonesia.
Selain itu, health and wellness tourism juga diperkirakan semakin diminati oleh 56,41 persen wisatawan. Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan fisik dan mental pasca-pandemi menjadi faktor utama yang mendorong tren ini. Spa, yoga retreat, serta wisata medis akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Tren lain yang tetap relevan adalah eco-tourism atau wisata berbasis lingkungan dengan persentase 46,15 persen. Wisatawan semakin selektif dalam memilih destinasi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, termasuk dalam hal akomodasi, transportasi, hingga aktivitas wisata.
Selain tren utama tersebut, beberapa aktivitas luar ruang juga mulai naik daun, seperti:
- Star Bathing – Menikmati keindahan langit malam di destinasi alam.
- Gig-Tripping – Perjalanan wisata yang dikombinasikan dengan menonton konser artis favorit.
- Coolcations – Wisata ke daerah dengan suhu lebih sejuk seperti pegunungan, hutan, dan danau.
Pasar Wisatawan Mancanegara Potensial
Dalam rangka meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara (wisman), pemerintah memetakan sejumlah pasar potensial. Survei menunjukkan bahwa Asia Timur (71,79 persen) masih menjadi pasar utama bagi industri pariwisata Indonesia, disusul oleh Asia Tenggara (53,85 persen) dan Oseania (51,28 persen).
Negara-negara seperti China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru menjadi target utama pemasaran wisata Indonesia pada 2025.
Paket Wisata 3B: Banyuwangi-Bali Barat-Bali Utara
Untuk mengakomodasi tren wisata luar ruang dan budaya, Kemenparekraf telah meluncurkan paket wisata 3B (Banyuwangi-Bali Barat-Bali Utara). Program ini bertujuan untuk memperkenalkan destinasi alternatif selain Bali Selatan yang selama ini menjadi magnet utama wisatawan.
"Kementerian Pariwisata tidak tinggal diam. Pada September 2024, Kemenparekraf berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan stakeholder terkait meluncurkan paket wisata 3B yakni Banyuwangi-Bali Barat-Bali Utara yang diharapkan semakin memperkaya pilihan tujuan berwisata wisatawan. Paket wisata yang ditawarkan meliputi seluruh daya tarik yang ada di masing-masing daerah. Mulai dari alam, budaya, produk wisata buatan, desa wisata, dan lainnya," ungkap Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, dalam konferensi pers pada 22 November 2024.
Beberapa destinasi unggulan dalam paket wisata 3B antara lain:
- Bali Utara: Desa Wisata Les, Lovina, dan Pemuteran.
- Bali Barat: Taman Nasional Bali Barat dengan populasi burung Jalak Bali yang langka.
- Banyuwangi: Kawah Ijen, Desa Wisata Kemiren, Alas Purwo, dan G-Land.
Selain itu, beberapa lokasi terbaik untuk menikmati star bathing di Indonesia antara lain Dieng (Wonosobo), Ranu Kumbolo (Gunung Semeru), Desa Wae Rebo (NTT), dan Taman Nasional Gede Pangrango (Jawa Barat).
Target Pariwisata 2025: 16 Juta Wisman, PDB 4,6 Persen
Pemerintah menargetkan 14,6 hingga 16 juta kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2025. Angka ini meningkat dibandingkan target tahun 2024 yang sebesar 14,3 juta kunjungan.
Sementara itu, target wisatawan nusantara dipatok mencapai 1,08 miliar perjalanan sepanjang tahun depan. Dengan demikian, kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional diprediksi mencapai 4,6 persen, dengan potensi devisa sebesar USD 19 miliar hingga USD 22,1 miliar.
"Angka tersebut naik dari jumlah target yang dicanangkan untuk tahun ini, yakni 14,3 juta kunjungan," ujar Menteri Pariwisata dalam Jumpa Pers Akhir Tahun 2024 di Jakarta, Jumat (20/12/2024).
Dengan strategi yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, pariwisata Indonesia berpeluang besar untuk semakin bersaing di kancah global dan menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Kesimpulan: Optimisme Pariwisata Indonesia 2025
Melalui inovasi tren wisata, pemetaan pasar wisman, serta peluncuran paket wisata unggulan seperti 3B, Indonesia siap menyongsong 2025 dengan target ambisius. Dengan meningkatnya minat wisatawan terhadap cultural immersion, wellness tourism, dan eco-tourism, industri pariwisata Indonesia diprediksi semakin berkembang dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.***